Apa itu state management?
Manajemen state aplikasi adalah proses menjaga pemahaman terhadap input dari sebuah aplikasi di berbagai alur data yang saling berkaitan dan membentuk satu transaksi bisnis lengkap — atau sesi — agar kita bisa tahu kondisi aplikasi pada waktu tertentu. Dalam ilmu komputer, input itu adalah informasi yang dimasukkan oleh pengguna ke dalam program, dan state merujuk pada kondisi aplikasi berdasarkan input yang tersimpan — biasanya dalam bentuk variabel atau konstanta.
Secara praktis, state dari sebuah aplikasi direpresentasikan oleh data yang dikirim ke — dan dihasilkan oleh — aplikasi itu sendiri.
Aplikasi bisnis inti biasanya memproses data sensitif seperti pesanan, pembayaran, faktur, dan bill of material. Proses ini bergantung pada state aplikasi dan bisa mengubah saldo inventaris, akun, hingga buku besar keuangan. Manajemen state memungkinkan developer memahami kondisi aplikasi untuk memastikan perubahan yang dilakukan mencerminkan konteks nyata dan proses bisnis yang sesuai.
Bagaimana cara kerja state management?
Secara umum, manajemen state membuat kondisi aplikasi terlihat dalam bentuk struktur data, yang membantu developer bekerja dengan aplikasinya. Library manajemen state menyediakan alat bagi developer untuk membuat dan mengubah struktur data ini ketika ada aksi baru yang terjadi.
Ada dua model utama dalam manajemen state: Front end (client-side) dan back end (server-side).
Pada manajemen state di sisi front-end, state aplikasi disimpan oleh aplikasi atau browser pengguna. Biasanya ini ditandai dengan tombol atau fitur user interface tertentu yang aktif atau nonaktif, dan state tersebut dikirim bersama pesan. Koneksi UI memastikan pengguna dan aplikasi tetap selaras selama sesi berlangsung.
Di sisi back-end, sebuah komponen aplikasi menggunakan struktur data eksternal atau database untuk mencatat state terakhir setelah aktivitas diproses. Proses pesan berikutnya dimulai dengan mengambil state sebelumnya dari database. Variabel state dalam struktur data ini juga bisa menyinkronkan UI — dan secara tidak langsung pengguna — dengan state sesi saat ini.
Developer software biasanya menangani beberapa jenis state atau pendekatan manajemen state seperti:
- Local. State dari komponen lokal — seperti modul individual — yang tidak bisa diakses atau dimodifikasi oleh komponen lain.
- Inter-module. State antara komponen induk dan anak ketika data dikirimkan di antaranya. Di sini, satu state dari sebuah modul bisa memengaruhi state modul lain.
- Global. State global dari seluruh aplikasi, yang bisa memberikan gambaran menyeluruh tentang interaksi aplikasi tersebut dengan pengguna dan aplikasi enterprise lainnya.
Apa itu library state management?
Implementasi manajemen state biasanya memanfaatkan alat bantu dari library manajemen state.
Secara umum, library software itu hal yang umum di dunia pengembangan software. Sebuah library menyediakan berbagai elemen kode yang berhubungan, seperti modul atau subrutin untuk tugas-tugas tertentu. Library ini mudah digunakan dan menghemat waktu developer karena nggak perlu menulis ulang kode umum dari nol — jadi hemat waktu dan testing. Library juga gampang diintegrasikan ke dalam proyek, dan hampir semua software modern pakai berbagai macam library seperti untuk matematika, visualisasi, UI, dan networking.
Library manajemen state adalah jenis library khusus yang memastikan implementasi manajemen state di front-end atau back-end bisa berjalan mulus, dan memungkinkan kita memahami serta mengontrol aplikasi dengan baik.
Library ini mempercepat proses pengembangan state aplikasi dan bikin kode manajemen state lebih gampang dipelihara karena sudah menerapkan praktik-praktik umum untuk berbagai aplikasi stateful. Penting banget buat memilih teknik manajemen state yang cocok dengan aplikasinya, dan juga library yang tepat untuk implementasinya.
Library ini juga biasanya spesifik terhadap teknik pengembangan tertentu, seperti bahasa pemrograman atau pendekatan front-end/back-end. Jadi tim developer harus riset dulu biar bisa pilih library yang paling sesuai dengan kebutuhan saat ini maupun masa depan.
Manajemen state dalam pengembangan aplikasi
Aplikasi zaman dulu mengatur dialog dengan pengguna secara langsung, jadi langkah-langkah dalam sesi ditentukan oleh prosesnya sendiri; misalnya tulis data ke pengguna, terima perubahan, konfirmasi, dan komit.
Tapi dengan munculnya aplikasi web berbasis HTML (Hypertext Markup Language) yang bersifat stateless, kita jadi butuh pendekatan manajemen state yang lebih jelas.
Ketika sebuah pesan sesi — kayak halaman HTML — diterima, maka pesan itu akan diinterpretasikan berdasarkan state, yang dicatat sebagai variabel atau konstanta yang bisa diakses oleh semua proses. Pencatatan ini penting supaya misalnya pesan konfirmasi yang diterima saat aplikasi sedang dalam state menunggu konfirmasi diproses secara berbeda dibanding saat berada dalam state menunggu terlalu lama. Hal ini memastikan bahwa sistem aplikasi yang meng-update database dan menghasilkan catatan bisnis tetap sinkron dengan kenyataan.
Keuntungan dari state management
Manajemen state itu penting banget dalam menyatukan aplikasi bisnis inti dan cloud. Tanpa manajemen state, aktivitas bisnis sederhana seperti pembelian atau permintaan informasi harus dilakukan sebagai satu pertukaran permintaan dan respons saja. Ini bikin pengguna jadi repot dan aplikasi jadi kurang efektif. Bahkan, dalam kasus seperti pemrosesan pesanan, pertukaran stateless bisa bikin informasi penting seperti stok barang terlewat, yang tentu bisa berdampak besar bagi penjual dan bikin kecewa pembeli.
Walaupun nggak semua aplikasi butuh manajemen state secara sama rata, penggunaan manajemen state yang tepat bisa kasih beberapa keuntungan berikut:
- Stabilitas dan keandalan aplikasi. Data penting yang dibagikan antar modul atau secara global bisa dipertahankan secara konsisten, mengurangi error atau konflik data.
- Peningkatan performa aplikasi. Fitur seperti data caching bisa didukung, memungkinkan komponen berbagi data dan mengurangi waktu perhitungan ulang atau pengambilan data dari storage. UI juga bisa lebih responsif dan stabil.
- Debugging aplikasi jadi lebih mudah. Manajemen state kasih alur data yang jelas dan terprediksi, sehingga mempermudah troubleshooting dan debugging.
- Desain aplikasi yang lebih baik. Developer bisa merancang aplikasi dengan lebih baik karena manajemen state membantu menjelaskan isu komunikasi antara komponen yang mungkin nggak punya cara interaksi langsung yang jelas.
Alat bantu manajemen state
Tools manajemen state biasanya hadir dalam bentuk library yang dirancang untuk developer yang ingin menambahkan fitur “sadar state” ke dalam aplikasinya. Mayoritas tool ini digunakan untuk implementasi manajemen state di front-end karena lebih mudah dilakukan dan punya integrasi yang kuat dengan pengguna. Ini juga cocok banget kalau tujuan pengembangannya adalah menambahkan antarmuka cloud ke proses bisnis.
Kebanyakan tools ini bekerja dengan menambahkan objek state ke dalam JavaScript, lalu objek ini dan metodenya digunakan untuk mengelola state dan mencegah kehilangan state karena kondisi tak terduga, seperti gangguan dari kode atau perubahan relasi client-server.
Framework React adalah contoh populer dari tool manajemen state untuk aplikasi web dan antarmuka pengguna. Library JavaScript open source ini dikembangkan oleh berbagai pihak termasuk Meta, organisasi lain, dan juga developer individu. React bantu developer membangun aplikasi yang punya manajemen state melalui framework seperti Next.js. Selain React, ada juga platform lain seperti Vue dan Angular.
Walaupun React sudah menyediakan library dasar untuk tugas manajemen state yang kompleks, banyak juga library tambahan yang bisa dipilih sesuai kebutuhan. Sebagian besar library React ini bisa langsung diunduh dari GitHub. Contoh library React yang sering digunakan antara lain:
- Cerebral.
- Hookstate.
- Jotai.
- MobX.
- Recoil.
- Redux.
- Rematch.
- Zustand.
Tapi nggak semua library state management itu sama. Masing-masing punya fokus dan tujuan tertentu. Misalnya, library Cerebral menggunakan pendekatan deklaratif untuk mengatur state dan side effect di JavaScript. Sementara itu, Zustand menawarkan library yang lebih simpel dan ringan khusus buat React. Jadi, penting banget bagi developer untuk memahami kebutuhan manajemen state aplikasi mereka, lalu mengevaluasi library berdasarkan fitur, performa, skalabilitas, kemudahan pemeliharaan, reusabilitas, dan dukungan komunitasnya.