Apa itu Siklus Adopsi Teknologi?

Siklus adopsi teknologi menggambarkan bagaimana pelanggan yang berbeda menerima dan mengadopsi teknologi baru. Kelompok early adopters dengan antusias menyambut produk dan layanan baru, sedangkan kelompok yang lebih lambat membutuhkan waktu lebih lama untuk membuat keputusan pembelian. Dengan membagi orang ke dalam kelompok, model ini membantu bisnis menargetkan kampanye pemasaran dan penjualannya.

Jarang ada kesepakatan bulat di antara calon pelanggan tentang nilai suatu produk baru. Beberapa early adopters ingin segera memilikinya; yang lain menunggu untuk memutuskan pembelian, dan sebagian lainnya menunggu lebih lama untuk memastikan apakah produk tersebut merupakan investasi yang bijak. Cara terbaik untuk memvisualisasikan siklus adopsi teknologi adalah menggunakan kurva lonceng.

Model ini membagi populasi menjadi kelompok-kelompok adopter berdasarkan demografi dan karakteristik psikologis mereka. Misalnya, selalu ada sekelompok kecil ahli teknologi dan penggemar yang antusias menerima produk atau konsep baru. Sebaliknya, ada yang skeptis dan membutuhkan keyakinan lebih, setidaknya pada awalnya.

Pemimpin bisnis yang memahami siklus adopsi teknologi dapat menyesuaikan upaya pemasaran mereka dengan kebutuhan kelompok tertentu dan mendapatkan keunggulan kompetitif. Model siklus hidup ini juga menyoroti risiko mencoba menjangkau kelompok yang lebih resisten terlalu cepat.

Mengapa Siklus Adopsi Teknologi Penting?

Para visioner teknologi dan pengembang menyadari bahwa untuk mencapai kesuksesan jangka panjang, mereka tidak bisa hanya melayani sekelompok kecil penggemar teknologi. Sebaliknya, mereka harus memperluas jangkauan produk baru atau tren teknologi ke kelompok lain yang awalnya mungkin tidak yakin akan nilainya.

Siklus adopsi teknologi membagi lima tahap adopsi, menggunakan karakteristik demografi dan psikologis untuk mengidentifikasi tingkat adopsi pelanggan yang berbeda. Adopter tahap awal adalah pelanggan potensial yang paling mudah diubah menjadi pengguna. Adopter tahap akhir adalah mereka yang paling sulit dijangkau.

Profil psikografis model ini digunakan untuk mengelompokkan orang berdasarkan minat, status sosial, dan karakteristik lain yang dapat memengaruhi keputusan pembelian mereka. Bisnis menggunakan profil pelanggan ini untuk membentuk kampanye pemasaran yang ditujukan untuk menjangkau setiap kelompok yang diprofilkan. Penerimaan produk baru oleh berbagai kelompok menentukan seberapa efektif upaya pemasaran tersebut.

Contoh terkenal dalam sejarah baru-baru ini menunjukkan bagaimana model siklus adopsi teknologi bekerja. Misalnya, perbedaan dalam antusiasme orang untuk mengadopsi iPhone dari Apple terlihat jelas ketika early adopters dengan cepat menerima produk tersebut, sementara masyarakat umum membutuhkan waktu lebih lama untuk mengintegrasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, beberapa orang mengadopsi situs media sosial lebih cepat dibandingkan yang lain, termasuk platform yang lebih baru dan kurang dikenal.

Apa Saja 5 Tahapan Siklus Adopsi Teknologi?

Menurut konsensus para ahli pemasaran, masyarakat dapat dibagi menjadi lima kelompok berdasarkan seberapa antusias mereka dalam menerima produk dan layanan teknologi baru serta seberapa cepat mereka menjadi pelanggan. Berbagai adaptasi dari model siklus ini menyebut kelompok-kelompok tersebut dengan nama yang berbeda, tetapi deskripsi berikut tetap berlaku terlepas dari labelnya:

  1. Inovator. Kelompok pertama ini terdiri dari inovator dan pengembang yang menghadirkan produk inovatif baru. Mereka harus bekerja keras untuk meyakinkan kelompok lainnya, terutama tiga kelompok terakhir, bahwa fungsi produk mereka bermanfaat dan pelanggan potensial harus menjadi pengguna.
  2. Early adopters. Kelompok ini sedikit lebih besar dibandingkan kelompok inovator. Mereka antusias dengan tren teknologi. Kelompok ini sering kali berusia muda dan cukup stabil secara finansial untuk membeli produk baru yang mahal.
  3. Early majority. Dikenal juga sebagai pragmatis, kelompok ini biasanya adalah yang terbesar. Mereka cenderung menghindari risiko dan perlu diyakinkan oleh dua kelompok pertama bahwa produk atau layanan akan memenuhi kebutuhan penting mereka.
  4. Late majority. Kelompok ini akan menunggu hingga konsumen rata-rata di komunitas mereka membeli dan memverifikasi kepraktisan suatu produk sebelum mereka membeli.
  5. Laggards. Kelompok ini mencakup mereka yang memiliki minat sangat sedikit pada teknologi, serta mereka yang akhirnya tidak membeli produk sama sekali. Segmen ini cenderung lebih tua dan paling skeptis terhadap perubahan teknologi dalam masyarakat.

Dua kelompok pertama dikenal sebagai segmen pasar awal, sedangkan tiga kelompok lainnya adalah pasar utama. Kelima kelompok ini dapat divisualisasikan menggunakan kurva adopsi teknologi di mana satu sisi kurva menunjukkan awal siklus dengan inovator, dan sisi lainnya menunjukkan akhir siklus dengan laggards.

Celah dalam Siklus Adopsi Teknologi

Geoffrey Moore menggambarkan adaptasi dari model siklus adopsi produk teknologi dalam bukunya Crossing the Chasm, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1991. Ia menjelaskan adanya celah atau jurang antara pasar awal dan pasar utama, karena pelanggan potensial di pasar utama tidak mudah menerima rekomendasi dari kelompok early adopters. Pemasar harus menemukan cara untuk mengatasi celah ini, atau produk mereka tidak akan berhasil di pasar utama dan mendapatkan pangsa pasar.

Untuk berhasil melewati celah tersebut, pemasar harus fokus menjual teknologi baru mereka kepada segmen pasar mayoritas awal yang paling reseptif. Setelah produk atau layanan teknologi baru memiliki kelompok kecil adopter mayoritas awal, mereka dapat membantu meyakinkan adopter mayoritas awal lainnya bahwa teknologi baru tersebut juga akan bekerja untuk mereka. Dari mulut ke mulut dan pengalaman pengguna sangat penting bagi teknologi baru untuk mendapatkan daya tarik di pasar utama.

Sejarah dan Asal Usul Siklus Adopsi Teknologi

Pada akhir 1950-an, George Beal dan Joe Bohlen mencetuskan apa yang mereka sebut sebagai proses difusi, yang meneliti bagaimana petani menerima teknologi pertanian baru yang digunakan untuk mempercepat produksi massal. Mirip dengan mayoritas awal dan akhir dalam model siklus adopsi teknologi, Beal dan Bohlen menemukan bahwa petani ingin mempelajari produk dari iklan media dan pengalaman dari mulut ke mulut sebelum membeli.

Everett Rogers mengembangkan model siklus adopsi teknologi asli dalam buku tahun 1962 Diffusion of Innovations. Ia menggambarkan proses adopsi sebagai kurva lonceng dan mendefinisikan lima kategori adopter yang mewakili berbagai bagian kurva. Rogers awalnya menerapkan modelnya pada sektor pertanian di Midwest, juga meneliti sikap petani terhadap teknologi baru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *