Apa itu test marketing?
Test marketing adalah metode yang bertujuan untuk mengeksplorasi respons konsumen terhadap sebuah produk atau kampanye pemasaran dengan membuatnya tersedia dalam skala terbatas di pasar percobaan sebelum dirilis lebih luas.
Perlu dicatat bahwa pelanggan yang terpapar produk atau kampanye mungkin merupakan bagian dari kelompok percobaan tanpa sepengetahuan mereka.
Apa saja manfaat dari test marketing?
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan test marketing.
Pertama, ini memungkinkan bisnis untuk mendapatkan umpan balik kepuasan pelanggan mengenai produk atau kampanye dari konsumen di dunia nyata sebelum melakukan investasi besar dalam produksi massal atau distribusi secara luas ke pasar nasional. Ini dapat membantu menghindari kesalahan mahal jika kinerja produk kurang memuaskan atau tidak diterima dengan baik.
Selain itu, umpan balik pelanggan dapat memberikan wawasan yang berharga dan efektif biaya mengenai berbagai aspek perilaku dan preferensi konsumen yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan produk atau kampanye akhir.
Test marketing juga membantu membangun kegembiraan dan antusiasme untuk produk atau kampanye baru, yang dapat menghasilkan minat dan permintaan tambahan saat akhirnya dirilis.
Kapan test marketing digunakan?
Bisnis dapat menggunakan test marketing pada tahap awal pengembangan produk, serta sebelum peluncuran produk.
Misalnya, adalah hal yang umum untuk mengumumkan percobaan produk gratis khusus untuk calon klien di pameran dagang guna meningkatkan minat pelanggan terhadap produk baru tersebut.
Ini juga bisa digunakan untuk menguji berbagai versi produk atau kampanye untuk melihat mana yang paling efektif. Misalnya, sebuah perusahaan mungkin merilis dua versi berbeda dari produk baru di dua pasar berbeda dan membandingkan angka penjualan untuk melihat mana yang lebih baik.
Apa saja contoh test marketing?
Ada berbagai contoh test marketing yang bervariasi tergantung pada industri. Berikut beberapa contohnya.
Pengembangan perangkat lunak
Dalam pengembangan perangkat lunak, contoh umum dari test marketing adalah beta test yang dijalankan. Beta testing, yang juga dikenal sebagai user acceptance testing (UAT) atau end-user testing, melibatkan pemberian produk rilis awal kepada sampel terbatas dari audiens yang dituju.
Penguji beta diundang untuk memberikan umpan balik tentang produk yang akan membantu meningkatkan produk tersebut untuk peluncuran penuh. Jika penguji antusias dengan produk tersebut, mereka juga akan menciptakan buzz dan meningkatkan kemungkinan keberhasilannya.
Sebaliknya, alpha testing adalah pengujian yang dilakukan oleh staf internal sebelum beta testing. Penting untuk dicatat bahwa tidak semua perusahaan perangkat lunak menggunakan kedua pengujian ini; beberapa mungkin hanya menggunakan salah satunya atau tidak menggunakan keduanya.
Ritel
Test marketing produk ritel melibatkan penempatan item dalam jumlah terbatas atau sampel gratis kepada pasar sasaran yang berbelanja di sejumlah toko terbatas. Penjualan di toko-toko tersebut digunakan untuk memprediksi respons pasar terhadap produk dan mengarahkan distribusi untuk peluncuran penuh.
Test marketing sering kali diluncurkan secara regional, dan produk hanya tersedia dalam area geografis terbatas. Namun, penting untuk memastikan bahwa pasar uji tersebut dapat menjadi prediktor yang andal untuk pasar yang lebih luas, karena produk yang populer di suatu area belum tentu sukses di tempat lain.
Pemasaran
Bisnis dapat menggunakan test marketing untuk strategi pemasaran online, di mana programmatic advertising memudahkan untuk menargetkan audiens tertentu dan mengumpulkan data tentang respons terhadap kampanye.

Misalnya, pemasar menggunakan A/B testing untuk mengirimkan satu iklan kepada beberapa pengguna dan iklan lain kepada yang lain untuk menguji seberapa baik audiens merespons kata-kata, frasa, fitur, dan penempatan item tertentu.
Apa saja risiko dari test marketing?
Ada beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan saat melaksanakan test marketing.
Jika produk atau kampanye tidak diterima dengan baik, hal itu dapat merusak reputasi merek. Selain itu, jika informasi bahwa sebuah produk atau kampanye sedang diuji bocor, itu dapat menciptakan buzz negatif dan menciptakan harapan yang tidak realistis yang mungkin tidak dapat dipenuhi. Atau, jika test marketing tidak dilakukan dengan benar, itu bisa memberikan hasil yang tidak akurat yang dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang buruk.
Bagaimana saya dapat melakukan test marketing?
Ada beberapa cara untuk melakukan test marketing.
Salah satu metode umum adalah merilis produk atau kampanye di area geografis terbatas, seperti satu kota atau wilayah. Opsi lain adalah membuat produk atau kampanye tersedia secara online dalam skala terbatas. Terakhir, bisnis juga dapat mendistribusikan sampel produk atau menawarkan kupon untuk kampanye guna menghasilkan minat dan umpan balik.
Apapun metode yang Anda pilih, penting untuk memiliki rencana dan tujuan yang jelas sebelum memulai upaya test marketing Anda.
Lihat juga: contextual marketing, buzz marketing, internal marketing, relationship marketing