Apa itu User Story?
User story adalah alat dalam pengembangan perangkat lunak Agile yang digunakan untuk menggambarkan fitur perangkat lunak dari sudut pandang pengguna. User story menjelaskan siapa pengguna, apa yang mereka inginkan, dan mengapa mereka membutuhkannya. Dengan user story, tim pengembang dapat memahami kebutuhan pengguna secara sederhana.
Tujuan dari user story adalah untuk menjelaskan bagaimana sebuah proyek akan memberikan manfaat bagi pengguna akhir. Tim pengembang kemudian bertanggung jawab untuk mengembangkan kode yang memenuhi persyaratan dalam user story. Idealnya, pengembang bekerja sama dengan pemilik bisnis dan pemangku kepentingan untuk memperjelas detail selama proses pengembangan.
User story tidak menggantikan use case atau dokumentasi persyaratan teknis. Sebaliknya, user story digunakan untuk membantu menetapkan prioritas dalam menambahkan fitur ke proyek seiring waktu. User story dapat dianggap sebagai titik awal dalam diskusi yang menentukan persyaratan produk yang sebenarnya.
User story dapat diterapkan dalam kerangka kerja Agile seperti Scrum dan Kanban.
Karakteristik User Story
User story biasanya mengikuti format yang sama dan terdiri dari tiga komponen utama:
- Who (Siapa): Peran pengguna, seperti pelanggan atau administrator, juga dikenal sebagai persona pengguna.
- What (Apa): Tujuan atau fitur yang diinginkan pengguna dalam produk.
- Why (Mengapa): Alasan pengguna membutuhkan fitur tersebut.
Hasilnya adalah pernyataan seperti: “Sebagai <siapa>, saya ingin <apa> agar <mengapa>.” Pengembang dapat menambahkan detail lebih lanjut dengan membagi user story menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mengelompokkannya ke dalam tema.
User story dalam Agile biasanya pendek dan dapat ditulis di sticky note atau kartu catatan. Bahasa yang digunakan dalam user story harus mudah dipahami oleh bisnis dan tim pengembang agar tujuan dan kebutuhan pengguna jelas.
Dalam beberapa kasus, user story diberi identifikasi unik dan tingkat prioritas. Identifikasi unik biasanya berupa angka untuk membantu pengembang melacak jumlah dan status user story. Sementara itu, tingkat prioritas menentukan seberapa lama fitur akan dikembangkan, berapa banyak pengembang yang dibutuhkan, atau kompleksitas persyaratannya.
Selain itu, user story harus memiliki kriteria penerimaan yang sudah ditentukan sebelumnya. Kriteria penerimaan menetapkan batasan user story dan menentukan kapan user story dianggap selesai. Ini juga dapat mencakup pengujian yang perlu dilakukan untuk memverifikasi user story.
Contoh User Story
Berikut adalah beberapa contoh user story menggunakan format yang telah dijelaskan:
- Sebagai pengguna, saya ingin mengunggah foto agar saya dapat membagikannya dengan orang lain.
- Sebagai administrator, saya ingin menyetujui foto sebelum dipublikasikan agar saya dapat memastikan kontennya sesuai.
- Sebagai manajer media sosial, saya ingin menandai foto dalam kategori tertentu agar saya dapat menyaring dan mencari foto dengan lebih mudah.
Manfaat User Story
User story memberikan konteks penting bagi tim pengembang sebelum proyek dimulai. User story berfokus pada pengguna dan membantu menyelesaikan permasalahan nyata yang dihadapi pelanggan. Beberapa manfaat tambahan dari user story meliputi:
- Meningkatkan transparansi dan kolaborasi dalam tim pengembang.
- Memanfaatkan umpan balik pengguna akhir dengan lebih baik.
- Menghemat waktu dalam menentukan prioritas pengembangan fitur.
- Menghindari keterbatasan akibat spesifikasi yang ditentukan terlalu dini.
- Memberikan kejelasan yang lebih baik tentang nilai bisnis dan memastikan produk memenuhi kebutuhan pengguna.