Desain Berbasis Nilai (Value-Sensitive Design, VSD) adalah sebuah konsep yang mengadvokasi pentingnya mempertimbangkan prinsip dan standar manusia saat merancang teknologi.
VSD menempatkan nilai-nilai manusia sebagai fokus utama dalam proses desain teknis, memberikan strategi bagi teknolog, desainer, pemimpin bisnis, dan pihak lainnya yang terlibat dalam pengembangan teknologi untuk mengidentifikasi serta mengintegrasikan nilai-nilai manusia ke dalam proses desain dan pengembangan. Desain berbasis nilai ini bertujuan untuk mempertimbangkan nilai-nilai tidak hanya dari pengguna langsung, tetapi juga dari semua pihak yang terdampak oleh teknologi tersebut—terlepas dari apakah mereka akan benar-benar menggunakan teknologi tersebut atau tidak.
VSD mendorong desainer dan pengembang untuk mempertimbangkan nilai-nilai pemangku kepentingan langsung dan tidak langsung. Sebagai contoh, seorang pengguna ponsel adalah pemangku kepentingan langsung, sementara orang-orang di sekitarnya yang mungkin merasa terganggu oleh dering telepon di tempat yang sunyi atau oleh percakapan yang tidak diinginkan adalah pemangku kepentingan tidak langsung.
Konsep ini diperkenalkan pada akhir 1980-an oleh Batya Friedman dan Peter Kahn di University of Washington dengan tujuan eksplisit untuk memasukkan nilai-nilai manusia ke dalam proses desain. Ide ini menekankan pentingnya etika sebagai pertimbangan yang berarti dalam perancangan teknologi.
3 Tahap Investigasi dalam VSD
Selain sebagai konsep, VSD juga merupakan metodologi untuk mengembangkan teknologi dengan mempertimbangkan dan menangani nilai-nilai pemangku kepentingan langsung dan tidak langsung. Metodologi ini dibagi menjadi tiga area investigasi utama:
- Konseptual. Pengembang mulai mengidentifikasi pemangku kepentingan langsung dan tidak langsung serta bagaimana teknologi yang direncanakan dapat memengaruhi nilai-nilai mereka.
- Empiris. Pengembang mengkonfirmasi, memperluas, dan menyempurnakan ide-ide yang dikembangkan pada fase pertama melalui survei, wawancara, dan metode lain.
- Teknis. Informasi yang dikumpulkan digunakan untuk membentuk produk akhir.
Langkah-langkah dalam Proses VSD
Berikut langkah-langkah utama dalam proses VSD untuk mengembangkan produk atau layanan baru:
- Menetapkan nilai pengguna. Untuk mendesain dengan mempertimbangkan nilai pengguna, nilai-nilai tersebut harus dipahami terlebih dahulu. Proses ini dilakukan di awal.
- Menghubungkan desain dengan nilai-nilai tersebut. Dalam mempertimbangkan desain dan pengembangan produk atau layanan baru, identifikasi berbagai cara produk tersebut dapat berinteraksi secara positif atau negatif dengan nilai pengguna.
- Mendesain dengan nilai-nilai tersebut dalam pikiran. Saat proses desain berlangsung, pastikan bahwa yang dirancang tidak berdampak negatif pada pengguna.
- Mengkonfirmasi keberhasilan desain dalam menangkap nilai-nilai pengguna. Evaluasi produk atau layanan yang telah dirancang untuk memastikan bahwa dampaknya terhadap pengguna sesuai dengan nilai yang dimaksudkan.
Tren dan Tantangan dalam VSD
Tujuan VSD adalah mengembangkan teknologi yang menghormati nilai-nilai semua pihak yang terdampak dengan mengidentifikasi dan menangani nilai-nilai tersebut sejak awal proses pengembangan, sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan potensi masalah setelah teknologi diterapkan. Namun, pendekatan VSD sering kali bertentangan dengan keinginan untuk mempercepat peluncuran produk ke pasar, karena persyaratan VSD menambah langkah tambahan dalam proses pengembangan.
Pendekatan VSD dan metodologi serupa seperti design thinking kini semakin banyak diadopsi, baik oleh individu maupun perusahaan yang mulai memberikan edukasi kepada karyawan mereka tentang konsep ini. Selain itu, konsep VSD kini telah meluas ke disiplin ilmu lain seperti teknik sipil dan sistem transportasi.
Para kritikus awalnya mencatat bahwa VSD gagal mencapai tujuannya karena tidak dibangun di atas nilai moral universal—seperti kesejahteraan manusia, keadilan, dan martabat. Friedman, bersama dengan Profesor David Hendry dari University of Washington, merespons dengan memperbarui paradigma VSD agar lebih berkomitmen pada nilai-nilai tersebut. Buku mereka, Value Sensitive Design: Shaping Technology with Moral Imagination, yang diterbitkan pada 2019, dirancang sebagai sumber daya bagi desainer dan peneliti untuk menjembatani teknologi dengan masyarakat.
Namun demikian, VSD masih memiliki tantangan besar dalam domain yang paling membutuhkan pendekatan ini, yaitu pengembangan kecerdasan buatan (AI). Interaksi manusia-komputer yang melibatkan sistem AI sering kali menimbulkan masalah dalam mengintegrasikan nilai-nilai, mengingat sistem AI berbasis pembelajaran mesin dapat menyerap pola nilai yang mungkin tidak sesuai dengan pengguna produk atau layanan tertentu, meskipun telah dilakukan upaya VSD awal.