Apa itu Virus Hoax?
Virus Hoax adalah peringatan palsu tentang virus komputer. Biasanya, peringatan ini tiba melalui email atau didistribusikan melalui catatan di jaringan internal perusahaan.
Catatan ini sering kali diteruskan menggunakan daftar distribusi, dan biasanya menyarankan penerima untuk meneruskan catatan tersebut ke daftar distribusi lainnya.
Jika seseorang menerima pesan yang memperingatkan tentang virus baru, mereka dapat memeriksanya dengan mengunjungi salah satu situs web terkemuka yang memantau virus dan virus hoax komputer. Jika seseorang mengirim pesan tentang virus yang kemudian diketahui sebagai hoaks, mereka sebaiknya memberi tahu pengirim bahwa peringatan tersebut adalah hoaks.
Cara mengenali virus hoax
Ketika menerima peringatan virus, penerima biasanya dapat mengenali email hoaks melalui klaim sensasionalnya. Misalnya, perangkat lunak berbahaya tersebut akan menyebabkan hard disk penerima meledak atau sistem operasi rusak total.
Biasanya, email hoaks ini juga menyertakan kutipan palsu dari media berita ternama seperti CNN, atau penyedia keamanan siber dan perangkat lunak antivirus, seperti Symantec, serta menggunakan bahasa emosional yang mendesak untuk menakut-nakuti pembaca agar mengambil tindakan tertentu.
Dengan melakukan hal tersebut, mereka berkontribusi pada upaya pengirim dalam melakukan rekayasa sosial, meskipun mereka hanya bermaksud menyebarkan informasi yang dianggap penting.
Meskipun sebagian besar virus hoax tidak lebih dari sekadar surat berantai atau lelucon, beberapa di antaranya meminta pembaca untuk mengunduh file sistem penting yang dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada komputer — misalnya, virus hoax SULFNBK.exe dan jdbgmgr.exe.
Contoh virus hoax terkenal
Berikut adalah beberapa contoh virus hoax terkenal:
- Antichrist. Pesan hoaks ini menyatakan bahwa McAfee dan Microsoft telah menemukan virus yang dikirim melalui email dengan subjek: “SURPRISE?!!!!!!!!!!” Virus ini diklaim akan membuat hard disk pengguna tidak dapat digunakan.
- Irina. Ini adalah peringatan tentang virus yang sebenarnya tidak ada, dibuat oleh penerbit untuk mempromosikan buku interaktif dengan nama yang sama.
- Black in the White House. virus hoax ini membawa pesan berantai yang memperingatkan pengguna bahwa membuka file tersebut akan memicu obor Olimpiade yang akan membakar drive C mereka.
- Goodtimes. Pesan ini memperingatkan pengguna komputer tentang virus bernama “Good Time” yang sedang beredar, dan menyarankan mereka untuk menghapus email apa pun yang menyebutkan frasa tersebut di baris subjek.
- Budweiser Frogs, alias BUDSAVER.EXE. Diambil dari iklan ikonik Budweiser, virus ini diklaim dapat mencuri informasi login pengguna dan merusak hard drive mereka.
Apa yang harus dilakukan jika menerima pesan virus hoax?
Pertanyaan yang muncul adalah, apa yang harus dilakukan jika seseorang menerima peringatan virus? Haruskah mereka menganggap itu hoaks dan menghapus pesan tersebut, atau meneruskannya untuk berjaga-jaga?
Vendor perangkat lunak antivirus merekomendasikan agar penerima menghapus pesan email virus hoax dan tidak meneruskan hoaks tersebut.
Secara profesional, organisasi sebaiknya menerapkan kebijakan untuk tidak meneruskan email tentang virus apa pun yang diterima.
Penting juga untuk diingat bahwa virus hoax saat ini beredar tidak hanya melalui email. Mereka juga dapat ditemukan di platform media sosial dan aplikasi perpesanan. Sebagai aturan umum, pengguna tidak boleh membuka atau meneruskan pesan atau tautan URL yang tampak mencurigakan.
Bahkan jika pesan berasal dari seseorang yang mereka kenal, itu bisa saja akun palsu yang menyamar sebagai orang tersebut, atau pengirimnya telah tertipu oleh penipuan. Penting untuk menghentikan penyebaran ini sebelum diteruskan kepada orang lain.
virus hoax kini sering menyebar melalui aplikasi pesan instan seperti WhatsApp, Telegram, dan bahkan SMS palsu. Pengguna disarankan untuk memeriksa keaslian pesan sebelum bertindak, seperti memeriksa situs web resmi penyedia antivirus atau forum keamanan siber terpercaya.